Langsung ke konten utama

RAMADHAN

Hidup
Kutulis hidup
Agar lupa tak sempat mampir
Biar pahit mesti dikecap
Biar panas mesti terendap

Kujahit hidup
Agar lelah tak sudi hadir
Walau darah membanjir
Walau airmata mengalir

Kuhidupi hidup
Agar cerah semua warna
Meski gundah melekat
Meski duka merapat

Ramadhan Berkah
Jika tarawih telah memanggilmu
Jika al qur'an ingin tadarusmu
Jika magrib menjadi kebahagiaanmu
Inilah aku, Ramadhanmu
Iniah aku, berkahmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Toughest Week

I would genuinely say that this week is one of the hardest. Problems visit like a flood, not giving me some time to breathe. However, I fortunately feel okay, considering it as a process that can make me stronger. First, my boss decided to cut off my salary this morning because of giving the batiks that I should make into office's uniform into my friend from Philippine. I did it because I felt bad to invite him to my pesantren without handing over such souvenir. I thought that I can buy it another batiks which has similar pattern (kawung) at Beringharjo market. However, my boss had different view and the result is that he punished me by cutting my salary as a substitute to price of batiks he provided to me. It is rather funny I guess, but I will not make a mess with that small problem. I should fully accept it as a risk when I hand my office's gift into other. Second, I failed to secure some money to pay rent for the house. Therefore, I turn up into the last choice to ...

Sebab Sudah

Dan rindu dan rindu menyeretku kaku menuju samsara sebab kepahitan yang kemarin sudah mampus dilahapnya Dan rindu menyuapiku racun madu karena lezat kata cinta tak sanggup lagi menopang pilu Dan rindu membiarkanku biru lemah tak henti memelukiku dengan sebelah tangannya yang gontai menghalau galau dan luka Dan rindu Serta rindu biarkanku abu diremuk redam rasa Ini dunia Malaikat-malaikat berbaris-baris rapalkan puji dan serapah Ini dunia parah meraja sedang titah baginda menjadi sirna Dunia o dunia Malaikat-malaikat berbaris-baris rapalkan puji dan serapah Sedang wajah-wajah bisu senantiasa kalut menunggu maut Puisi Indah Jika kau tulis puisi maka ejalah namaku dengan tinta dan darah yang menggelegak di gelora batinmu sungguh, betapa binal dunia berputar meninggalkan kita yang sendiri mengasing dan terasing menggilas dan tergilas hilang tanpa bekas Jika kau tulis puisi ...

Nyonya Indon

Apa reaksi anda ketika mendengar orang Malaysia atau Singapura menyebut Indonesia dengan kata "Indon"? Marah, jengkel dan tidak suka? atau biasa-biasa saja? Aku lebih memilih reaksi kedua. Bukan karena nasionalisme yang kurang, tapi karena pertemuanku dengan ibu masinis MRT ini, jum'at kemarin. Secara kebetulan, kami bertiga ketemu ini di MRT. Ibu ini bekerja sebagai masinis di MRT jurusan Harbour Front. Berpakain seragam SMRT (Singapore Mass Rapid Transportation) yang merah hitam, ibu ini nampak melayu karena kerudung yang dikenakannya, dan terutama sekali, logatnya yang khas. Ibu ini sudah mafhum bahwa kami bertiga berasal dari Indonesia. Aku yang penasaran, bertanya darimana asal beliau. Jawabnya bisa ditebak, beliau melayu keturunan Indonesia yang tinggal lama di Singapura. Asalnya dari Kepulaun Riau. Bahkan dia bilang, akhir minggu ini seharusnya dia pulang ke Riau, tapi gagal disebabkan anaknya yang juga jadi masinis MRT tidak bisa mengantar kesana. Sang anak me...