Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2012

Paradoks Jum'at...

Masjid Terapung di Kampus.... Jum'at yang panas, aku segera berangkat ke Masjid kampusku. Masjid kampus kami ini aslinya kecil, karena letaknya yang unik itu. Dibangun diatas kali kecil yang mengalir di tengah kampus, yang kemudian sengaja dibendung setengah biar airnya berkumpul, menjadikan masjid mungil ini biasa kami sebut "Masjid terapung", karena ketika anda shalat dan duduk2 disana akan terdengar gemericik air yang mengalir langsung dibawah masjid, mengelok dan kemudian berkumpul di telaga kecil bendungan buatan di bawahnya. Untuk semester ini, aku memang sudah ditakdirkan untuk jum'atan di kampus sebab jadwal kuliahku yang padat dari pagi sampai sore pas hari jum'at. Aku yang biasanya memang datang telat, segera mengambil tempat di belakang, diatas parkiran yang berjarak sekitar 7-8 meter dari masjid. Parkiran ini biasa disulap jadi masjid tambahan karena kapasitas masjid apung ini kecil sehingga tidak muat menampung orang-orang jum'a

Semua itu bernama : Kesempatan...

Di depanku, duduk mencangkung dua sahabat lama yang saling berbicara seru berdua tentang cerita lama mereka. Jadi pendengar setia, aku ikut tersenyum simpul dan kadang tertawa. Cerita yang seru. Karena, inilah realitas yang mungkin tidak pernah atau jarang ku temui dimanapun. Dua sahabat lama itu bercerita tentang nostalgia mereka berdua ketika masih sama-sama kuliah S1 dulu. Satu hal yang tidak aku percayai, dua orang sahabat ini dulunya adalah teman sekampus, kakak adik angkatan. Tetapi, dua orang ini berbeda dalam perjalanan kedepan. Satu orang melanjutkan kuliah S2, satunya lagi menikah dan bergelut dengan realitas nyata hidup berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara. Kesan yang aku tangkap, meskipun pembicaraan dua orang itu tidak mempunyai kesamaan perbincangan, tetapi ada satu hal yang mereka sepakati : Kesempatan. Yang sudah menikah mengatakan bahwa teman yang bisa lanjut S2 ini beruntung sekali. Hitung-hitungannya bukan sekedar ekonomis dan edukasi lagi, t

NU sebagai Identitas kultural : Sebuah perspektif pribadi*

Oleh : Azzam Anwar* 31 Januari 2012 nanti, NU akan genap berumur 86 tahun. Sebuah penggalan waktu yang amat sangat lama. Berbagai lintasan sejarah entah itu kelam ataupun terang telah membuat NU semakin kokoh eksistensi dan semangatnya. Tidak dipungkiri, NU telah sedemikian lama mewarnai perjalanan sejarah ini, dari setiap masa ke masa, menjadi fenomena yang nyata hadir dan memberi kontribusi entah negatif entah positif bagi kita semua. Sebagai sebuah fenomena, NU tentu saja amat sangat luas untuk sekedar diteropong dengan tulisan singkat ini, tapi itu semua niscaya untuk dilakukan. Tulisan ini adalah refleksi pribadi seorang anak muda yang berusaha memahami eksistensi dirinya dengan menjadikan NU sebagai cermin besar pusat refleksi itu sendiri. Sebagai sebuah refleksi, tentu saja ia harus dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan jujur dan apa adanya yang muncul dari skema konstruk dan pengalaman pribadi penulis selama bergulat dengan dunia ke-NU-an. NU sebagai sebuah pengalaman pribad