Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

Sebab Sudah

Dan rindu dan rindu menyeretku kaku menuju samsara sebab kepahitan yang kemarin sudah mampus dilahapnya Dan rindu menyuapiku racun madu karena lezat kata cinta tak sanggup lagi menopang pilu Dan rindu membiarkanku biru lemah tak henti memelukiku dengan sebelah tangannya yang gontai menghalau galau dan luka Dan rindu Serta rindu biarkanku abu diremuk redam rasa Ini dunia Malaikat-malaikat berbaris-baris rapalkan puji dan serapah Ini dunia parah meraja sedang titah baginda menjadi sirna Dunia o dunia Malaikat-malaikat berbaris-baris rapalkan puji dan serapah Sedang wajah-wajah bisu senantiasa kalut menunggu maut Puisi Indah Jika kau tulis puisi maka ejalah namaku dengan tinta dan darah yang menggelegak di gelora batinmu sungguh, betapa binal dunia berputar meninggalkan kita yang sendiri mengasing dan terasing menggilas dan tergilas hilang tanpa bekas Jika kau tulis puisi

Si Mungkin

Apakah anda termasuk orang yang sering memakai kata-kata "Mungkin" dalam setiap kalimat yag anda ucapkan? Satu fakta menarik, ketika melihat televisi, orang yang punya rasa kepercayaan diri tinggi, jarang sekali menggunakan si Mungkin ini dalam kalimatnya. Pas lihat talkshow di TV swasta, saya pernah menghitung si narasumber dalam menggunakan kata Mungkin dalam statemen-statemennya. Hasilnya, ada sekitar lusinan kali, sehingga saya capek menghitung dengan jari-jari saya sendiri. Sejauh yang saya amati,  seringkali orang menggunakan kata MUNGKIN dalam kalimat-kalimatnya dalam perbincangan formal. Bahkan, untuk hal yang sudah pasti pun, orang masih saja mengatakan. Contoh, ketika teman saya menjadi MC (master of ceremony), meskipun kita semua sudah tahu bahwa acara sudah sampai rangkaian terakhir , dia dengan tanpa dosa si MC masih bilang: "baiklah, mungkin cukup sampai disini acara kita, acara terakhir akan ditutup dengan Doa yang akan dibawakan oleh mas dodo.. &quo